Langsung ke konten utama

Tertidur Di Bawah Kolong Dipan



Tertidur dibawah kolong Dipan

Kayza..kayza mana nih anak, dari tadi dipanggil-panggil tidak menyahut ,” teriak Umi dari luar kamarnya.
 Dilihat umi sibuk mencari dirinya yang sedang bersembunyi di bawah kolong dipan. Pantas saja umi tidak tahu dimana Kayza berada. Memang Kayza susah sekali disuruh mandi, sampai-sampai umi teriak tidak juga diindahkan olehnya.
“Bah...” Kayza mengejutkan umi dari arah belakang. Tentu saja umi kaget,
 “ Astaghfirullah Kayza bikin kaget saja, darimana Kayza tadi,” selidik umi melihat pakaian Kayza kotor dengan debu.
“ Kayza dengar kok umi, lagian umi teriak-teriak jadinya Kayza malas menyahutnya,” kata Kayza tanpa rasa berdosa.
” Kayza sih tidak segera jawab panggilan umi,”kata Umi lagi seraya membersihkan meja makan yang ada disekitarnya.
“ Mandi ya sayang sudah sore,” kata umi dengan lembut pada Kayza.
“ Siap umi sayang, nah begitu dong dengan lembut,” diiringi ketawa renyah Kayza. Begitulah Kayza selalu saja mengkritik apa yang dilakukan umi nya jadi jangan sampai membuat sesuatu yang salah didepannya termasuk teriak saat memanggil. Padahal ada batasnya juga bila tidak ada sahutan berulangkali. Yah bukan namanya Kayza yang selalu ceriwis tiada henti bila ada sesuatu yang salah menurutnya.
“Sudah belum aku hitung ya 1 2 3 4 5...” Aylin menutup mata dengan kedua tangannya.
Tidak ada sahutan dari teman-teman bermainnya termasuk Kayza yang sangat menyenangi permainan petak umpet ini. Seru katanya ketika ditanyakan kenapa suka permainan ini karena harus memiliki kemampuan untuk bisa bersembunyi dan tidak ketahuan dengan yang jaga. Permainan ini sudah sejak lama ada bahkan generasi angkatan umi turut merasakan. Alhamdulillah permainan ini tidak punah, semoga saja tidak tergerus dengan zaman. Kayza dengan lihainya bersembunyi ternyata ada tempat favoritnya untuk bersembunyi yaitu di bawah kolong dipan, alhasil tidak ada seorangpun yang mengetahuinya. Dipannya berbentuk seperti ranjang yang rendah diletakkan di depan rumah Kayza. Dipannya terbuat dari rotan senang sekali Kayza bersembunyi disana.
Pernah suatu ketika Umi panik karena tidak bisa menemukan Kayza dimana-mana. Mulailah pikiran negatif memenuhi kepala Umi,karena sekarang sering terjadi penculikkan. “Ya Allah lindungi anakku,” Umi memohon sambil terus mencari Kayza di rumah teman-temannya yang juga tetangga dekat. Tapi temannya tidak ada yang tahu. Umi menangis karena biasanya Kayza pamit kalau mau main ke luar rumah. Umi duduk diatas dipan karena kelelahan mencari Kayza. “Kayza dimana kau nak.” Lirih Umi dengan sedih. Tak lama kemudian Umi mencoba untuk menenangkan hatinya dan mulai mengingat-ingat Kayza suka main dimana. Saat Umi merasa tenang dia mendengar dengkuran dari bawah kolong dipan. Ternyata Kayza sedang apa ya?...

#20harimenulis#FLPJambi#Day8











Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hadiah Buat Bumi Bumi  Rumahku... Tidak ada rumah kedua selainnya... Yang aku tahu saat dilahirkan aku sudah ada di bumi ini. Sebutan bumi bagiku sangat luas. Bumi tak butuh sanjungan tapi kita yang akan memberikan hal yang baik buat bumi, buat tempat tinggal kita. Sepatutunyalah kita memberikan hal yang baik buat tempat yang kita tinggali,naluri kita tidak akan mau bila tempat tinggal kita telah ternoda dengan hal yang membuat kita tidak betah berada didalamnya. Seperti yang terjadi sekarang kabut asap sedang melanda di negeri Sepucuk Jambi Sembilan Lurah, padahal sebelumnya sudah pernah terjadi. Negeri kami mendadak menjadi negeri dongeng yang penuh cerita. Dan menjadi bahan cerita oleh negeri lain. Mendadak kami menjadi terkenal ya gara-gara asap Negeri Jambi jadi bahan berita tentang Karhuttla.                              Kond...

Pekan Ceria

Pekan Ceria By Detty Herawati Wajah gembira gempita Sambut hari pekan nan suka Bergandengan sambil melangkah Hari yang dinanti kan tiba Tak sabar ku beri tanda gembira Untuk berhenti sejenak dari penat Ayah bunda temaniku berpekan Bersama teman di pekan ceria Ceriakan hatimu Ceriakan ragamu Ceriakan langkahmu Ceriakan cerita hidupmu Waktu tak akan mundur Terus maju menapaki jalan Jalan kehidupan yang penuh Ceria bila itu terpatri dalam jiwamu Dapatkan hari-harimu Di pekan ceriamu.. #20harimenulis#FLPJambi#Day17

AKHIRNYA KETAHUAN JUGA DEH

Akhirnya Ketahuan Juga Deh Sore hari menjelang magrib Nek Ijah bergegas pergi ke mesjid, ternyata sudah banyak anak-anak yang akan mengaji nanti. Nek Ijah suka sekali menegur anak- anak yang sering ribut di mesjid. Seperti sore ini Badu terkena semprotan nenek Ijah. “Iya nek, maaf soalnya Dino tuh yang mulai,”bela Badu.   “Ini di dalam mesjid tidak boleh ribut, kalau ribut tuh adanya di pasar, bebas orang bicara.”kata nenek dengan suara nenek-neneknya. Lucu sih kalau sudah mendengar nenek berbicara tidak berhenti terus saja mengomel. Badu yang selalu kena tegurannya. Badu anak yang rajin pergi ke mesjid tapi sering ribut dengan teman-temannya, walaupun sudah sering ditegur nenek tetap saja masih melakukan keributan. Setiap ke mesjid selalu saja Badu memancing keributan, ada saja yang dia lakukan dari berbuat iseng sampai membuat temannya menangis. Tentunya gaduh dan menganggu aktivitas ibadah orangtua yang sedang mengaji sebelum masuk waktu sholat. Dan yang sering ...