Langsung ke konten utama

Mimpi Alya



Mimpi Alya


Sore hari tampak Alya asyik menonton tivi, padahal teman teman-temannya sudah bersiap-siap pergi mengaji ke mesjid.
 “Alya,Alya,ngaji nggak?”Teriak Dini dari kejauhan.
 Namun teriakan Dini tidak dihiraukan sama Alya.Alya asyik masih menonton televisi. Dini menghampiri pintu rumah Alya dan mengetuk pintu rumahnya. Karena volume tivi lebih kencang bunyinya jadi Alya tidak mendengarnya. setelah tiga kali mengetuk pintu akhirnya Dinipun pergi sendiri. Alya terus asyik dengan tontonannya, tidak terasa asharpun lewat sampai menjelang maghrib Alya terus saja menonton, kalau tidak diingatkan sama ibunya, mungkin Alya masih saja menonton.
 “Alya sudah nak,kok menonton terus.”Kata ibu yang baru saja datang dari kantor.
 “Ah ibu, Alya lagi asyik nih tontonannya belum selesai, sebentar lagi ya bu.”Kata Alya yang terus saja matanya ke televisi . 
Akhirnya ibupun mematikan tivinya dan tentu saja Alya marah.
”Ah ibu,ibu juga seharian tidak ada dirumah, Alya kan bosan.”Kata Alya mencoba untuk membela diri, karena sebenarnya Alya tahu tidak boleh berkata kasar pada orangtua terutama ibu.Ibu langsung memeluk Alya dan mengatakan betapa ibu sangat sayang sama Alya. Ibu sadar saat ayah Alya meninggal, dirinya harus berperan ganda juga bekerja sehingga waktunya tidak cukup buat Alya.
 “Alya sayang kan sama ibu , ibu sudah bilang Alya harus tahu waktu sesuai dengan kesepakatan saat ibu tidak ada dirumah. “Jelas ibu.
 Alya belum menerima nasehat ibu hatinya masih dongkol karena dilarang menonton tivi.

 Jelang malam hari , suara jangkrik berbunyi krek..krek..krek. Alya dan ibunya melaksanakan sholat maghrib bersama. Ibu merasa bersalah pada Alya karena belum bisa memberikan waktu yang banyak untuknya. Namun begitu ibu selalu meluangkan waktunya dimalam hari untuk mendampingi Alya belajar. Malampun  semakin larut Alya merasa dirinya ditempat asing. “Tempat apa ini.”Kata Alya terkejut.” Dimana aku, kok tidak ada seorangpun disini,aku takut.”Kata Alya sambil melihat kekanan dan kekiri. Dan saat Alya melangkahkan kakinya untuk pergi dari arah belakang ada yang memanggil namanya.
 “Alya..Alya..Alya kemarilah .”Kata seorang sosok yang menyerupai nenek berwajah seram. Alya semakin ketakutan karena suaranya itu sangat tidak bersahabat. 
“Siapa nenek , aku tidak kenal dengan nenek pergi sana.”Kata Alya. “Ha..ha..ha..memang benar kau anak yang pemarah bicaramu kasar sama seperti tontonan yang selalu kau tonton.”Kata nenek itu. 
Alya heran kenapa nenek itu tahu kalau dirinya suka menonton.
”Aku akan menjemputmu untuk menemaniku kau adalah anak yang aku cari ha..ha..ha..”Kata nenek itu sambil tertawa.
”Aku tidak mau, pergi saja sendiri,aku hanya ingin bersama ibuku , pergi sana.”Kata Alya lagi mencoba untuk menjauh dari sang nenek yang seram itu. “Bukankah kau anak yang suka menonton tivi sampai lupa untuk pergi mengaji dan sholat, kalau begitu kau ikutlah denganku karena kau pantas jadi temanku dineraka ha..ha..ha...”Jawab nenek seram itu. 
Alya mencoba untuk berlari tapi tangan nenek seram itu keburu menarik tangannya dan Alya meronta-ronta.
”Lepaskan tanganku aku tidak mau pergi denganmu, ibu tolong Alya, Alya janji tidak akan menonton tivi lagi.”Teriak Alya.
”Ibu..tolong Alya..Ibu..ibu.”Alya terus memanggil ibu sehingga ibunyapun datang menghampirinya. 
“Alya..Alya bangun ada apa teriak seperti itu.”Kata Ibu yang mencoba untuk membangunkan Alya dari mimpinya.
 “Alhamdulillah ternyata hanya mimpi.”Kata Alya yang langsung memeluk ibunya erat-erat dan meminta maaf. Ibunya membalas pelukan Alya dengan untaian doa semoga anaknya menjadi anak yang sholehah. Sejak saat itu Alya berjanji tidak akan terlalu banyak menonton tivi dan melaksanakan kesepakatan antara dirinya dan ibu selama ibu tidak ada dirumah karena Alya tidak mau ketempat yang dituju oleh sang nenek tokoh dalam mimpinya. Tempat apakah itu ?
#20harimenulis#FLPjambi#Day1


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hadiah Buat Bumi Bumi  Rumahku... Tidak ada rumah kedua selainnya... Yang aku tahu saat dilahirkan aku sudah ada di bumi ini. Sebutan bumi bagiku sangat luas. Bumi tak butuh sanjungan tapi kita yang akan memberikan hal yang baik buat bumi, buat tempat tinggal kita. Sepatutunyalah kita memberikan hal yang baik buat tempat yang kita tinggali,naluri kita tidak akan mau bila tempat tinggal kita telah ternoda dengan hal yang membuat kita tidak betah berada didalamnya. Seperti yang terjadi sekarang kabut asap sedang melanda di negeri Sepucuk Jambi Sembilan Lurah, padahal sebelumnya sudah pernah terjadi. Negeri kami mendadak menjadi negeri dongeng yang penuh cerita. Dan menjadi bahan cerita oleh negeri lain. Mendadak kami menjadi terkenal ya gara-gara asap Negeri Jambi jadi bahan berita tentang Karhuttla.                              Kond...

Pekan Ceria

Pekan Ceria By Detty Herawati Wajah gembira gempita Sambut hari pekan nan suka Bergandengan sambil melangkah Hari yang dinanti kan tiba Tak sabar ku beri tanda gembira Untuk berhenti sejenak dari penat Ayah bunda temaniku berpekan Bersama teman di pekan ceria Ceriakan hatimu Ceriakan ragamu Ceriakan langkahmu Ceriakan cerita hidupmu Waktu tak akan mundur Terus maju menapaki jalan Jalan kehidupan yang penuh Ceria bila itu terpatri dalam jiwamu Dapatkan hari-harimu Di pekan ceriamu.. #20harimenulis#FLPJambi#Day17

AKHIRNYA KETAHUAN JUGA DEH

Akhirnya Ketahuan Juga Deh Sore hari menjelang magrib Nek Ijah bergegas pergi ke mesjid, ternyata sudah banyak anak-anak yang akan mengaji nanti. Nek Ijah suka sekali menegur anak- anak yang sering ribut di mesjid. Seperti sore ini Badu terkena semprotan nenek Ijah. “Iya nek, maaf soalnya Dino tuh yang mulai,”bela Badu.   “Ini di dalam mesjid tidak boleh ribut, kalau ribut tuh adanya di pasar, bebas orang bicara.”kata nenek dengan suara nenek-neneknya. Lucu sih kalau sudah mendengar nenek berbicara tidak berhenti terus saja mengomel. Badu yang selalu kena tegurannya. Badu anak yang rajin pergi ke mesjid tapi sering ribut dengan teman-temannya, walaupun sudah sering ditegur nenek tetap saja masih melakukan keributan. Setiap ke mesjid selalu saja Badu memancing keributan, ada saja yang dia lakukan dari berbuat iseng sampai membuat temannya menangis. Tentunya gaduh dan menganggu aktivitas ibadah orangtua yang sedang mengaji sebelum masuk waktu sholat. Dan yang sering ...