Langsung ke konten utama

ANGKOT YANG SETIA



ANGKOT  YANG SETIA
            “Umi beli buku ya di Trona,”pinta Kayza.
Ini sekian kalinya Kayza meminta untuk dibelikan buku. Uminya belum ada waktu karena seminggu ini mendongeng terus. Akhirnya hari ini Umi bisa mengajak Kayza ke Trona tapi tanpa Abi jadi naik angkot.
 “Asyik naik angkot,” sorak Kayza dengan gembira. Kayza memang sangat senang naik angkot bila berpergian apalagi bersama umi yang selalu menemani. Diangkot tidak membosankan, karena Kayza selalu membawa buku untuk dibaca saat naik angkot sambil menunggu sampai ketempat tujuan.
“Umi nanti kalau di angkot Kayza ya yang memberi ongkosnya,” kata Kayza mengingatkan umi.
“ Iya sayang,” jawab umi sambil tersenyum.
            Perjalanan dengan angkot, umi selalu mengingatkan untuk berdoa memohon perlindungan Allah juga tidak mengeluarkan tangan dan kepala di jendela. Dan Kayza sudah tahu betul dengan peraturan yang mendasar ini. Berdoa naik kendaraan selalu diajarkan ibu guru disekolah jadi selalu dibaca saat hendak naik kendaraan. Tidak mengeluarkan tangan  dan kepala karena bisa membahayakan diri sendiri. Itulah peraturan yang harus kita ketahui. Bagi Kayza perjalanan memakai angkot tidak terasa karena Kayza mengisinya dengan membaca buku. Saat sudah sampai umi pun memberi kode kepada Kayza untuk bersiap-siap turun dari angkot.
 “Alhamdulillah sudah sampai,” ucap umi. Kayza pun membayar ongkos karena dia meminta uminya biar Kayza saja yang memberikan uangnya kepada bapak supir. 
   “ Terimakasih Pak,” kata Kayza sambil memberikan ongkos angkot kepada bapak supir.

#20harimenulis#FLPJambi#Day19

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pekan Ceria

Pekan Ceria By Detty Herawati Wajah gembira gempita Sambut hari pekan nan suka Bergandengan sambil melangkah Hari yang dinanti kan tiba Tak sabar ku beri tanda gembira Untuk berhenti sejenak dari penat Ayah bunda temaniku berpekan Bersama teman di pekan ceria Ceriakan hatimu Ceriakan ragamu Ceriakan langkahmu Ceriakan cerita hidupmu Waktu tak akan mundur Terus maju menapaki jalan Jalan kehidupan yang penuh Ceria bila itu terpatri dalam jiwamu Dapatkan hari-harimu Di pekan ceriamu.. #20harimenulis#FLPJambi#Day17

AKHIRNYA KETAHUAN JUGA DEH

Akhirnya Ketahuan Juga Deh Sore hari menjelang magrib Nek Ijah bergegas pergi ke mesjid, ternyata sudah banyak anak-anak yang akan mengaji nanti. Nek Ijah suka sekali menegur anak- anak yang sering ribut di mesjid. Seperti sore ini Badu terkena semprotan nenek Ijah. “Iya nek, maaf soalnya Dino tuh yang mulai,”bela Badu.   “Ini di dalam mesjid tidak boleh ribut, kalau ribut tuh adanya di pasar, bebas orang bicara.”kata nenek dengan suara nenek-neneknya. Lucu sih kalau sudah mendengar nenek berbicara tidak berhenti terus saja mengomel. Badu yang selalu kena tegurannya. Badu anak yang rajin pergi ke mesjid tapi sering ribut dengan teman-temannya, walaupun sudah sering ditegur nenek tetap saja masih melakukan keributan. Setiap ke mesjid selalu saja Badu memancing keributan, ada saja yang dia lakukan dari berbuat iseng sampai membuat temannya menangis. Tentunya gaduh dan menganggu aktivitas ibadah orangtua yang sedang mengaji sebelum masuk waktu sholat. Dan yang sering mene

Mimpi Alya

Mimpi Alya Sore hari tampak Alya asyik menonton tivi, padahal teman teman-temannya sudah bersiap-siap pergi mengaji ke mesjid.  “Alya,Alya,ngaji nggak?”Teriak Dini dari kejauhan.  Namun teriakan Dini tidak dihiraukan sama Alya.Alya asyik masih menonton televisi. Dini menghampiri pintu rumah Alya dan mengetuk pintu rumahnya. Karena volume tivi lebih kencang bunyinya jadi Alya tidak mendengarnya. setelah tiga kali mengetuk pintu akhirnya Dinipun pergi sendiri. Alya terus asyik dengan tontonannya, tidak terasa asharpun lewat sampai menjelang maghrib Alya terus saja menonton, kalau tidak diingatkan sama ibunya, mungkin Alya masih saja menonton.  “Alya sudah nak,kok menonton terus.”Kata ibu yang baru saja datang dari kantor.  “Ah ibu, Alya lagi asyik nih tontonannya belum selesai, sebentar lagi ya bu.”Kata Alya yang terus saja matanya ke televisi .  Akhirnya ibupun mematikan tivinya dan tentu saja Alya marah. ”Ah ibu,ibu juga seharian tidak ada dirumah, Alya kan bosa