Dengan niat yang kuat pada tahun 2006 saat mamak tak mengizinkan lagi untuk pergi merantau ke tanah Jawa, aku bertekad untuk meneruskan apa yang selama ini telah dilakukan buat anak-anak terutama anak berusia 4 sampai 5 tahun. Ditempat rantauan aku membuat sekolah untuk anak-anak usia dini di salah satu Yayasan. Disana anak-anak tidak dipungut bayaran samasekali. Walaupun gratis namun aku berusaha untuk memberikan yang terbaik seperti sekolah-sekolah anak seusia mereka. Karena saya tidak lagi diizinkan oleh bunda untuk tidak merantau maka saya memutuskan untuk kembali pulang kekampung halaman yaitu Kota Jambi. Karena selama aku dirantauan selalu meminta doa restu seorang ibu. Inilah yang selalu dipegang sehingga selama saya beraktivitas dirantauan merupakan restu dari orangtua membuat hati menjadi tenang. "Doakan nanda ya mak." Kata-kata inilah selalu diucapkan saat aku kembali lagi ke rantauan.Alhamdulillah tidak ada halangan merintang saat aku dirantauan berkat doa restu seorang ibu.
Mamak sudah lama sakit, beliau ingin dihari-hari terakhirnya didampingi oleh diriku. Keputusan ini merupakan proses panjang karena tidak mudah untuk meninggalkan apa yang telah ditanam dan kemudian ditinggalkan seperti tanaman yang tidak dirawat oleh penanamnya maka tanaman itupun akan layu, lama kelamaan akan mati. Saat keputusan itu diambil saya serahkan semuanya kepada yang memiliki hakikat dimana ilmu kita akan selalu bermanfaat. Dalam doa yang panjang juga saya meminta untuk menempatkan posisi ilmu yang bermanfaat dimanapun kita berada. Maka keputusan untuk kembali pulang ke Jambi telah diambil. Subhanallah yang dirasakan dada ini menjadi lapang tidak ada satupun yang menjadi ganjalan hati. Apakah ini yang dinamakan Rahmat Allah yang diberikan kepada hamba yang berserah diri tawakal pada-Nya dan menyerahkan segala urusan kepada-Nya.
Akhirnya dibulan Mei 2006 saya pulang saat menerima sms dari Jambi yang mengatakan mamak sakit dan tepat pula setelah melaksanakan sholat dhuha setelah memohon dan mengadu pada-Nya menambah keyakinanku untuk pulang kembali ke asal kotaku yaitu Jambi. Inilah saat aku harus mengabdikan diri kepada mamak yang telah 15 tahun memberikan doa restunya untuk saya menimba ilmu dan memanfaatkannya buat oranglain khususnya anak-anak, dunia yang telah aku pilih. Bismillahirrohmaanirrohiim akupun meninggalkan tanah rantauanku. Selamat datang Jambi..Iam coming...
Selama kuranglebih 1 bulan aku merawat mamakku dan mendampinginya saat-saat terakhir. Akupun lega andaikan aku terus merantau mungkin penyesalan seumur hidup akan aku alami. Terimakasih ya Allah yang telah memberikan kelapangan hati untuk menghadapi semua ini dan memberikan kesempatan padaku untuk membuktikan rasa baktiku pada mamak. Mudah-mudahan segala amalan yang mamak lakukan sepanjang hidupnya diterima oleh Allah. Selamat jalan mamak, mamak adalah sumber energi dalam hidupku.
(mamak sebutan ibu di jambi)
Duniaku sebelumnya tidak bisa langsung aku lupakan yaitu dunia anak-anak. Waktu aku pulang anak-anak saat liburan sekolah, ada yang datang menawarkan untuk mengajarkan anak-anaknya. Aku berpikir kalau ilmu sudah melekat pada diri seseorang maka ilmu itu akan mempunyai magnet yang luar biasa. Aku tidak pernah melamar pekerjaan tapi pekerjaanlah yang menantiku. Maksudnya apabila kita mempunyai ilmu jangan takut untuk tidak kerja atau menganggur selama memang ilmu itu ingin kita manfaatkan buat oranglain diluar diri kita, Insya Allah pekerjaan akan menanti kita. Aku pulang ke Jambi kota kelahiranku hanya berbekal ilmu yang aku dapatkan saat merantau di pulau Jawa. Dari nol lagi perjalananku tapi itu tidak membuatku berputus asa malah semakin semangat untuk mewujudkan amal sholeh untuk bekal nanti ke akherat. Maka saat ibu meninggal aku telah mempunyai pegangan yaitu ilmu. Walau bagiku masih kurang ilmu yang aku miliki, bila ada kesempatan aku ingin menimba ilmu yang banyak tentang dunia anak-anak. Aku niatkan dihati bahwa aku ingin memberikan ilmuku pada anak-anak. Disela-sela merawat ibu aku sempatkan untuk membuat segala sesuatu buat anak-anak, aku berencana untuk melakukan kegiatan dari rumah sehingga bisa merawat orangtua sekaligus memberikan ilmu pada oranglain, tapi Allah berkehendak untuk mengambil ibu sebelum aku wujudkan semua mimpiku untuk membuat rumah menjadi bermanfaat dengan mendirikan sekolah buat anak-anak walau aku belum mengenal banyak orang disekitarku dan orang-orang juga tidak tahu siapa aku. Hanya keyakinan ingin bermanfaat Insya Allah ada jalannya. Where There is a Will There is a Way, ini mottoku. Jadi sejak aku mengabdikan diriku dalam dunia pendidikan aku tidak memikirkan berapa rupiah yang akan aku dapatkan atau berapa ya modalnya buat sekolah. Di benakku hanya bagaimana ilmu ini bisa bermanfaat buat orang banyak khususnya anak-anak dunia yang aku cintai. Kebetulan juga adik yang dirumah sudah merintis membuka les bahasa Inggris tapi terhenti karena kesibukan adik yang mulai mengajar di sekolah dekat rumah.
Maka pada tahun 2006 bulan Agustus aku memutuskan untuk mulai mengajarkan anak-anak usia dini yaitu 5 tahun. Aku sudah mempersiapkan sejak aku pulang sambil merawat ibu membuat sesuatu yang dibutuhkan anak saat belajar, memang waktu merantau juga membuat sendiri bahan-bahan ajar buat anak-anak jadi tidak mengalami kesulitan lagi, yang terpenting adalah kemauan untuk berbuat. Berawal dari permintaan seorang tetangga untuk mengajarkan anaknya yang mau masuk SD nantinya. Katanya kalau masuk TK mahal tidak ada biayanya. Jadi minta tolong agar bisa mengajarkan anaknya yang usia 5 tahun. Alhamdulillah inilah jawaban yang diberikan Allah, ada jalannya untuk memulai jadi tanpa harus mencari murid karena ilmu bagaikan magnet maka akan datang sendiri yang mencari ilmu. Dengan keyakinan, akupun menyanggupinya Insya Allah kita mulai masuk bulan Agustus yang sudah lewat tahun ajaran baru. Sambil mengerjakan bahan-bahan ajar untuk anak-anak dan mempersiapkan ruangan untuk anak-anak belajar. Alhamdulillah semua sudah selesai terutama ruangan untuk belajarnya dan murid pada waktu itu baru ada 3 orang selanjutnya bertambah menjadi 7 orang. Rasanya bahagia sekali kembali mengajar anak-anak, jadi disela-sela waktu luang disempatkan untuk membuat bahan-bahan yang perlu ditambahkan dalam mengajar. Dari membuat gambar untuk mewarnai, menulis, juga membuat balok-balok dengan kayu kecil-kecil yang tidak digunakan lagi supaya bagus dicat sama cat kayu dan membuat puzzle dari triplek semuanya dikerjakan sendiri. Aku tidak memasang plang tanda ada yang belajar, jadi dari mulut ke mulut orang mengetahui keberadaan kegiatan mengajar ini. Menginjak tahun ajaran selanjutnya jumlah murid menjadi 11 orang, dan mulainya setelah pendaftaran tahun ajaran dimulai. Sengaja untuk melakukan ini supaya murid yang masuk ke tempatku ini memang murid yang tidak mendaftar ke TK. Faktor biaya yang memicu orangtua untuk tidak menyekolahkan anaknya ke TK, menurut mereka yang hidupnya pas-pasan masih mahal masuk TK. Memang saya tidak mematok bayaran pada murid saya, semampunya saja. Tahun ketiganya ada 19 orang begitu seterusnya makin bertambah .Namun seiring waktu dan bertambahnya murid bukan anak TK saja tapi anak-anak SD yang ingin bimbelpun ada pada waktu siang sampai sore. Jadi membutuhkan asisten guru untuk membantu mengajar, saat itu yang dibutuhkan anak bimbel yang terus bertambah terutama belajar membaca. Aku masih tidak mematok bayaran jadi masih semampunya, tapi di tahun ke tiga dari mulai berdiri , atas permintaan orangtua diberlakukan spp katanya biar enak di tentukan saja. Jadi aku pun memutuskan untuk menetapkan spp yang jumlahnya terjangkau sama kehidupan ekonomi orangtua murid. Tapi tetap dengan niat di awal untuk anak-anak yang tidak mampu tidak bayar. Sebelumnya aku sempat meminta pada Allah untuk diberi jalan memberikan manfaat ilmu di luar rumah dan bergaul dengan yang lainnya karena selama ini kegiatanku hanya dirumah. Biar menjalin silaturahmi dengan yang lainnya juga mendapat teman karena kita adalah makhluk sosial, hablum minnaanas terjaga.Berkat doa dan kemauan hati, Alhamdulillah aku diterima di SDIT menjadi guru sempoa tahun 2007 sampai sekarang , ini tanpa melamar tapi diminta kesediannya. Aku pun mempunyai asisten walau berganti-ganti karena tidak terikat. Untuk Tk waktu itu masih sendiri mengajarnya. Selain kegiatan mengajar anak-anak TK, ada kegiatan lain yang diadakan yaitu buka les sempoa ASMA cabang jambi, bimbel membaca dan mata pelajaran juga kegiatan liburan pesantren kilat di laksanakan tiap liburan sekolah anak-anak dan waktu bulan Ramadhan. Alhamdulillah responnya baik dari masyarakat dan para orangtua mendukung kegiatan ini, karena sedikit ada yang mengadakan kegiatan positif buat mengisi liburan anak-anak. Dengan bertambahnya kegiatan anak-anak maka aku berinisiatif untuk mendirikan yayasan yang mencakup semuanya jadi bukan hanya bidang pendidikan saja kedepannya bisa bidang lain juga. Maka di tahun 2008 berdirilah yayasan yang bernama UMMU SALAMAH, yang diharapkan bisa menyelamatkan generasi muda dari pengaruh negatif. Untuk sementara ini yayasan baru ada PAUD UMMU SALAMAH yang baru ada surat izin dari diknas pendidikan tahun 2011. Semoga kedepannya yayasan ini bisa memberikan kontribusi yang besar buat masyarakat terutama generasi mudanya dan Insya Allah tahun 2016 bangunan tempat kegiatan yayasan dan anak-anak belajar dibuat permanent.Amin Ya Robbal 'Alamiin..
Komentar
Posting Komentar